1. PETUNJUK UMUM
2. ABSENSI ONLINE
3. MATERI PEMBELAJARAN PLTS
>> Perhitungan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Skala Rumah
Tangga
Sebelum menentukan kapasitas sel surya yang sesuai dengan
kebutuhan suatu rumah, alangkah baiknya sebelumnya untuk melakukan perhitungan
terlebih dahulu. Langkah-langkah sebelum menentukan sel surya yang tepat untuk
dibeli adalah
- Jumlah
daya yang dibutuhkan dalam pemakaian sehari-hari (watt).
- Berapa
besar arus yang dihasilkan solar cells panel (dalam ampere hour), dalam
hal ini memperhitungkan berapa jumlah panel surya yang harus dipasang.
- Berapa
unit baterai yang diperlukan untuk kapasitas yang diinginkan dan
pertimbangan penggunaan tanpa sinar matahari. (ampere hour).
Berikut adalah contoh perhitungan untuk mendapatkan jumlah
panel sel surya yang sesuai dengan kebutuhan rumah tangga.
Perhitungan Keperluan Daya
- Penerangan
rumah: 10 lampu CFL @ 15 watt x 4 jam sehari = 600 watt hour.
- Televisi
21″: @ 100 watt x 5 jam sehari = 500 watt hour
- Kulkas
360 liter : @ 135 watt x 24 jam x 1/3 (karena compressor kulkas tidak
selalu hidup, umumnya mereka bekerja lebih sering apabila kulkas lebih
sering dibuka pintu) = 1080 watt hour
- Komputer
: @ 150 Watt x 6 jam = 900 watt hour
- Perangkat
lainnya = 400 watt hour
- Total
kebutuhan daya = 3480 watt hour
Perhitungan Jumlah Panel Surya
- Jumlah
solar cells panel yang dibutuhkan, satu panel kita hitung 100 watt
(perhitungan adalah 5 jam maksimum tenaga surya):
- Kebutuhan
solar cells panel : (3480 / 100 / 5) = 7 panel surya.
Perhitungan Jumlah Baterai
- Jumlah
kebutuhan baterai 12 Volt dengan masing-masing 100 Ah:
- Kebutuhan
baterai minimun (baterai hanya digunakan untuk 50% pemenuhan kebutuhan
listrik), dengan demikian kebutuhan daya kita kalikan 2 x lipat : 3480 x 2
= 6960 watt hour = 6960 / 12 volt / 100 Amp = 6 batere 100 Ah.
- Kebutuhan baterai (dengan pertimbangan dapat melayani kebutuhan 3 hari tanpa sinar matahari) : 3480 x 3 x 2 = 20880 watt hour = 20880 / 12 volt / 100 Amp = 17 batere 100 Ah.
Keuntungan dan Kerugian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Kelebihan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) adalah :
- Cahaya matahari merupakan energi yang dapat diperbaharui dan tidak akan habis. Oleh karena melimpahnya ketersediaan cahaya inilah, pembangkit listrik tenaga surya dapat menjadi pembangkit listrik alternatif yang dapat menggantikan energi-energi lainnya yang tidak dapat diperbarui, seperti gas alam, batubara, minyak, nuklir dll.
- Pembangkit
listrik tenaga surya merupakan pembangkit listrik yang bersih dan ramah
lingkungan. Pembangkit ini hanya membutuhkan cahaya matahari sebagai
komponen utama penghasil energi listriknya. Selain itu, tidak ada limbah
keluaran dari hasil proses pembangkitannya. Oleh karena itu, pembangkit
listrik tenaga surya (PLTS) dapat menggantikan pembangkit listrik lain
untuk mengurangi jumlah limbah keluaran yang memiliki dampak negatif bagi
lingkungan, seperti nuklir dan batubara.
- Umur
pemakaian dari komponen penyusunnya, seperti sel surya, relatif panjang.
Sehingga dapat dikatakan bahwa membangun pembangkit listrik tenaga surya
merupakan suatu investasi jangka panjang.
- Karena
bentuknya yang sederhana dan ringkas, maka pembangkit listrik tenaga surya
mudah dalam pemasangan dan juga mudah dalam perawatannya.
- Jika
dipasang secara individual (satu rumah satu sistem). Rumah yang berjauhan
sekalipun tidak memerlukan jaringan kabel distribusi. Selin itu, gangguan
pada satu sistem tidak mengganggu sistem lainnya.
Kerugian pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) :
- Proses
pembangkitan hanya dapat dilakukan pada siang hari. Lebih buruk lagi bila
proses pembangkitan dilakukan pada musim penghujan. Langit sering kali
ditutupi oleh awan. Sehingga besarnya cahaya matahari yang akan dikonversi
ke energi listrik tidak optimal.
- Bahan
pembuatan komponen pembangkit listrik tenaga surya masih berharga mahal.
Terutama untuk tipe sel fotovoltaik.
Dampak PLTS Terhadap Lingkungan
>> Gas Rumah Kaca
Siklus hidup emisi gas rumah kaca pembangkit listrik tenaga
surya saat ini berada di kisaran 25-32 g/kWh dan ini bisa turun menjadi 15
g/kWh di masa yang akan datang. Sebagai perbandingan, PLTGU batubara
menghasilkan 400-599 g/kWh, pembangkit listrik berbahan bakar minyak
menghasilkan 893 g/kWh, pembangkit listrik batu bara menghasilkan 915-994 g/kWh
atau dengan penangkapan dan penyimpanan karbon sekitar 200 g/kWh, dan
pembangkit listrik panas bumi temperatur tinggi menghasilkan 91-122 g/kWh. Hanya
pembangkit listrik tenaga angin dan panas bumi temperatur rendah yang
menghasilkan lebih baik, yaitu 11 g/kWh dan 0-1 g/kWh.
>> Kadmium
Salah satu isu yang sering menjadi keprihatinan adalah
penggunaan kadmium dalam sel surya cadmium telurida (CdTe). Kadmium dalam
bentuk logam adalah zat beracun yang memiliki kecenderungan untuk terakumulasi
dalam rantai makanan ekologi. Jumlah kadmium yang digunakan pada film tipis
modul Photovoltaic (PV) relatif kecil, yaitu 5-10 g/m². Dengan
teknik kontrol emisi yang tepat, emisi kadmium dari produksi modul dapat
ditekan menjadi nol. Saat ini teknologi PV menyebabkan emisi kadmium sebesar
0,3-0,9 mikrogram/kWh dalam satu siklus hidup. Sebagian besar emisi tersebut
muncul melalui penggunaan pembangkit listrik tenaga batubara dalam pembuatan
modul. Pembakaran batubara dan lignit menyebabkan emisi kadmium jauh lebih
tinggi. Kadmium dari batubara adalah 3,1 mikrogram/kWh, lignit 6,2 mikrogram/
kWh dan gas alam 0,2 mikrogram/kWh.
Jika listrik yang dihasilkan oleh panel fotovoltaik digunakan untuk pembuatan modul, bukan listrik yang berasal dari pembakaran batubara, emisi kadmium dari penggunaan batu bara dalam proses produksi dapat dihilangkan seluruhnya.
0 comments:
Post a Comment