1. PETUNJUK UMUM
2. ABSENSI ONLINE
3. MATERI PEMBELAJARAN PLTS
Sejarah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Sejarah PLTS tidak terlepas dari penemuan teknologi sel surya
berbasis silikon pada tahun 1941. Ketika itu Russell Ohl dari Bell Laboratory
mengamati silikon polikristalin akan membentuk built in junction,
karena adanya efek segregasi pengotor yang terdapat pada leburan silikon. Jika
berkas foton mengenai salah satu sisi junction, maka akan terbentuk
beda potensial di antara junction, dimana elektron dapat mengalir
bebas. Sejak itu penelitian untuk meningkatkan efisiensi konversi energi foton
menjadi energi listrik semakin intensif dilakukan. Berbagai tipe sel surya
dengan beraneka bahan dan konfigurasi geometri pun berhasil dibuat.
Prinsip Kerja dan Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) merupakan jenis pembangkit
energi listrik alternatif yang dapat mengkonversi energi cahaya menjadi energi
listrik. Secara umum, ada dua cara pembangkit listrik tenaga surya untuk dapat
menghasilkan energi listrik, yaitu :
- Pembangkit Listrik Surya Termal (Solar Thermal Power Plants) –
Dalam pembangkit ini, energi cahaya matahari akan digunakan untuk memanaskan
suatu fluida yang kemudian fluida tersebut akan memanaskan air. Air yang panas
akan menghasilkan uap yang digunakan untuk memutar turbin sehingga dapat
menghasilkan energi listrik.
- Pembangkit Surya Fotovoltaik (Solar Photovoltaic Plants) –
Pembangkit jenis ini memanfaatkan sel surya (solar cell) untuk
mengkonversi radiasi cahaya menjadi energi listrik secara langsung.
Berikut akan dijelaskan tentang keduanya :
- Pembangkit Listrik Surya Termal (Solar Thermal Power
Plants)
Pembangkit Listrik Termal Surya dapat bekerja dalam berbagai
cara. Pembangkit ini juga biasa dikenal sebagai pembangkit listrik surya
terkonsentrasi (concentrated solar power plants). Tipe yang paling
banyak digunakan adalah desain parabola cekung. Cermin parabola dirancang untuk
menangkap dan memfokuskan berkas cahaya ke satu titik fokus, seperti seorang
anak yang menggunakan kaca pembesar untuk membakar kertas. Pada titik fokus
tersebut terdapat pipa hitam yang panjangnya sepanjang cermin tersebut. Didalam
pipa tersebut terdapat fluida yang dipanaskan hingga temperatur yang sangat
tinggi, seringkali diatas 300 derajad fahrenheit (150 derajad celcius). Fluida
panas tersebut dialirkan dalam pipa menuju ke ruang pembangkitan energi listrik
untuk memasak air, menghasilkan uap air dan menghasilkan energi listrik.
Pembangkit Listrik Surya Termal (Solar Thermal
Power Plants) |
Diagram Alir Pembangkit Listrik Termal Surya |
Versi lain dari pembangkit listrik surya termal adalah
penggunaan tower listrik (power tower). Tower listrik ini membuat
pembangkit listrik surya termal menuju ke arah baru. Cermin disituasikan untuk
memfokuskan radiasi cahaya ke satu titik fokus, yaitu sebuah menara tinggi
yang mana menara ini menerima cahaya untuk mendidihkan air dan menghasilkan
uap air. Cermin-cermin yang digunakan biasanya dikoneksikan ke sebuah sistem
penjejakan (tracking system) cahaya dimana sistem tersebut mengatur
cermin agar selalu menghadap matahari. Tower listrik ini memiliki beberapa
keuntungan, seperti waktu pembangunan yang relatif cepat.
Pembangkit fotovoltaik ini sangatlah sederhana. Beberapa
panel surya dipasang sehingga membentuk array. Masing-masing panel akan
mengumpulkan energi cahaya dan mengkonversikannya secara langsung menjadi
energi listrik. Energi listrik ini dapat dialirkan ke jaringan listrik. Saat
ini, pembangkit surya fotovoltaik masih jarang ditemukan. Hal ini dikarenakan
pembangkit listrik surya termal saat ini lebih efisien untuk memproduksi
energi listrik dalam skala besar.
0 comments:
Post a Comment